Jejak Nabi dan Para Sahabat: 5 Destinasi Wajib Kunjung di Sekitar Masjid Nabawi


Madinah, kota suci bagi umat Islam, menyimpan begitu banyak sejarah Islam yang sarat makna. Selain Masjid Nabawi, terdapat beberapa masjid dan tempat bersejarah lainnya yang terletak di sekitar Masjid Nabawi. Mari kita jelajahi 4 destinasi ziarah penting tersebut:
1. Masjid Abu Bakar
Masjid Abu Bakar Siddiq RA sendiri merupakan salah satu dari tiga masjid tua bersejarah di barat daya (sebelah timur bagian selatan) Masjid Nabawi. Masjid ini berjejer dengan Masjid Ghamamah dan Masjid Ali bin Abi Thalib. Posisinya hanya terpaut sekitar 40 meter dari Masjid Ghamamah.
Berdasar literatur yang diperoleh Kedaulatan Rakyat sebagai bagian Tim MCH 2019, ada dua versi tentang latar belakang sejarah Masjid Abu Bakar. Versi pertama menyebutkan di lokasi masjid ini Khalifah Abu Bakar Siddiq semasa hidupnya pernah menyelenggarakan salat Hari Raya bersama Rasululah SAW dan umat muslim pada waktu itu. Itulah yang kemudian melatarbelakangi didirikannya masjid di lokasi tersebut yang kemudian dinamakan Masjid Abu Bakar sebagai bentuk penghormatan.
Sedang versi kedua menyebutkan, di lokasi masjid ini dulunya berdiri rumah kediaman Abu Bakar Ash Siddiq RA. Karena latar belakang sejarah tersebut, dibangun masjid di lokasi ini. Hanya terpaut sekitar 335 meter dari Masjid Nabawi.
2. Masjid Ali bin Abi Thalib
Masjid Ali bin Abi Thalib berada sekitar 290 meter sebelah barat Masjid Nabawi dan berjarak 122 meter dari Masjid Al Ghamamah. Dikutip dari alriyadh.com, Rasulullah SAW pernah melakukan Salat Ied pada bangunan asli yang saat ini menjadi Masjid Ali Bin Abi Thalib.
Sementara dalam riwayat lain disebut, masjid ini dibangun di teras rumah milik Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan konstruksi persegi panjang. Masjid Ali bin Abi Thalib memiliki panjang 35 meter dan lebar 9 meter.
Didirikan dengan hanya satu serambi yang berakhir di dua arah, timur dan barat. Memang tidak ada anjuran bagi jemaah haji atau umrah untuk salat maupun beribadah di tempat tersebut.
Kendati memang Masjid Ali bin Abi Thalib sengaja dibangun untuk mengenang perjuangan Sang Khalifah, sahabat, keponakan sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Bagian Mihrab diletakkan di tengah dinding kiblat, berupa sebuah ruangan kecil dengan tinggi hingga tiga meter, cekungannya mencapai 1,25 meter.
Pembangunan masjid ini tergolong unik. Dibangun dari batu basal, kemudian dibalut dengan cat warna putih. Sedangkan pada bagian timur dihiasi dengan batu bassal berwarna hitam.
3. Masjid Ghamamah
Masjid Al-Ghamamah terletak kurang lebih sekitar 300 meter di sebelah Barat Daya masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi. Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang menawan: Bagian luarnya menampilkan batu basal hitam, pintu kayu berukir indah, dan kubah putih, serta menara menghiasi sudut barat laut.
Taman masjid dihiasi dengan pepohonan dan tanaman hijau – menyediakan surga yang tenang bagi pengunjung. Di dalam, di dinding selatan terdapat mihrab, di sebelah kanan diapit oleh mimbar marmer.
Dulunya, area masjid Ghamamah dan sekitarnya adalah tanah lapang yang digunakan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya untuk menunaikan sholat Idul Fitri, Idul Adha, dan sholat Istiqa' (sholat untuk meminta hujan).
Di area masjid Ghamamah juga terdapat masjid Abu Bakar, masjid Ali bin Abi Thalib, masjid Umar, dan Pasar Kurma Tradisional. Keberadaan masjid-masjid tersebut menunjukkan bahwa masjid itu pernah dipakai sebagai tempat sholat Ied dan sholat Istiqa' sehingga disebut sebagai al-Mushalla.
Mengutip dari buku Tempat-Tempat Ziarah di Kota Madinah karya M. Julius St., kata Ghamamah artinya awan atau mendung. Masjid ini diberi nama Ghamamah karena pada waktu itu Rasulullah SAW pernah dimintai oleh penduduk sekitar Madinah yang sedang mengalami kekeringan agar Allah SWT menurunkan hujan kepada mereka.
Kemudian Rasulullah SAW mengajak penduduk sekitar ke tempat tersebut untuk melakukan sholat Istisqa' dan berdoa hingga akhirnya memicu berkumpulnya awan (ghamamah) di langit Madinah pada saat itu lalu turunlah hujan.
4. Masjid Imam Bukhari
Masjid ini dinamai sesuai dengan nama seorang ulama besar dalam Islam, Imam Bukhori, yang dikenal luas melalui karya monumentalnya, "Sahih Bukhori", sebuah kumpulan hadis yang diakui otoritasnya oleh umat Islam di seluruh dunia.
Pendirian Masjid Imam Bukhori di Madinah tidak hanya dimaksudkan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai penghormatan terhadap warisan intelektual dan spiritual Imam Bukhori.
Meskipun Imam Bukhori tidak tinggal di Madinah secara permanen, ia sering mengunjungi kota ini untuk belajar dan mengajar, karena Madinah adalah salah satu pusat utama ilmu keislaman pada masanya.
Masjid ini dibangun untuk menghormati dedikasi dan kontribusi Imam Bukhori dalam ilmu hadis. Pendirian masjid ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah Arab Saudi dan donatur swasta yang ingin melestarikan warisan keilmuan Islam. Masjid ini juga menjadi tempat bagi umat Islam dari seluruh dunia yang ingin mengenang jasa besar Imam Bukhori.
5. Pemakaman Baqi
Makam Baqi dikenal juga dengan Jannatul Baqi’ atau Baqi’ Al-Gharqad. Pemakaman ini berada di dalam kawasan Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawarah, sebelah tenggara yang memiliki luas 174.962 meter.
Makam Baqi mengambil nama al-Baqi’ yang berarti taman pepohonan. Baqi’ berarti tempat tumbuhnya berbagai jenis pohon.
Areal pemakaman dulunya ditumbuhi pohon berduri yang disebut al-Gharqad, yaitu pohon berduri yang sangat besar. Baqi’ adalah tanah kuburan untuk penduduk Madinah sejak zaman jahiliyah sampai sekarang.
Di tempat ini dimakamkan anggota keluarga dan 10.000 sahabat Nabi Muhammad. Jenazah pertama yang dimakamkan di pemakaman ini adalah seorang sahabat Anhsar bernama Asa’ad bin Zararah.
Sedangkan dari kelompok Muhajirin pertama adalah Utsman Mahzun. Sahabat Usman bin Affan dan para istri Nabi.
Kelebihan meninggal dunia di Madinah adalah salat jenazah dihadiri oleh jemaah di Masjid Nabawi. Kota Madinah Al-Munawarah merupakan tanah suci yang menjadi pusat perhatian umat Islam.