Lempar Jumroh : Ketaatan Nabi Ibrahim Atas Perintah Allah
Melempar jumrah menjadi bagian wajib dari rangkaian ibadah haji. Sehingga kegiatan ini wajib dikerjakan oleh para jemaah agar ibadah haji menjadi sempurna. Kegiatan melempar jumrah ini dilakukan dengan melemparkan batu-batu kecil.
Batu-batu tersebut dilemparkan ke suatu tiang besar. Karena tiangnya berukuran besar, banyak orang yang menyebutnya sebagai tembok atau tugu. Kegiatan melempar jumrah ini merupakan simbolisasi umat Islam dalam melawan setan dan hawa nafsu selama melakukan ibadah haji.
Asal mula lempar jumrah menjadi salah satu rangkaian dari ibadah haji berasal dari peristiwa yang terjadi masa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Peristiwa tersebut menjadi awal dari adanya melempar jumrah saat melaksanakan ibadah haji.
Kisah Ibrahim, Ismail dan Iblis
Dikutip dari buku Meneladani Kesalehan Ayah dalam Al-Qur’an karya Dona Ningrum Mawardi, Nabi Ibrahim pernah diperintahkan oleh Allah Swt. untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail. Perintah ini diturunkan langsung oleh Allah kepada Nabi Ibrahim.
Setelah Nabi Ibrahim AS yakin akan perintah Allah SWT, beliau meminta izin kepada istrinya seraya mengucapkan: "Berilah anakmu, Ismail dengan pakaian terindah, karena aku hendak pergi ke suatu jamuan."
Maka Ismail pun diberi pakaian terbaik oleh ibunya, diminyaki dan disisir rambut kepalanya. Sementara Ibrahim membawa tali dan pisau, lalu pergi bersama anaknya itu ke tepi Mina. Sedangkan Iblis yang sejak saat diciptakan Allah SWT sudah bersumpah untuk merusak keyakinan anak keturunan Adam AS agar masuk neraka. Iblis berusaha keras untuk mengganggu Nabi Ibrahim AS agar tidak menurut perintah Allah SWT.
Ismail sudah berada di samping ayahnya, lalu datanglah Iblis seraya berkata kepada Nabi Ibrahim: "Tidakkah kamu tahu perawakannya yang semampai, tampaknya yang elok dan tingkah lakunya yang halus?"
"Ya," jawab Ibrahim, "Tapi aku telah diperintah untuk melakukan itu."
Seketika Iblis putus asa terhadap Nabi Ibrahim AS, ia pun mendatangi Hajar, ibunda Ismail lalu berkata, "Kenapa kamu duduk saja? Ibrahim pergi membawa anakmu untuk disembelih."
Hajar berkata, "Jangan berdusta padaku. Mana mungkin seorang ayah menyembelih anaknya?"
Iblis menjawab, "Oleh karena itu dia membawa tali dan pisau."
"Buat apa dia menyembelih anaknya? Dia diperintah melakukan itu oleh Tuhannya. Seorang Nabi tidak akan diperintah melakukan kebatilan. Dan untuk melakukan perintah Allah, aku mengorbankan nyawaku, apalagi anakku." ujar ibunya, Hajar.
Setelah itu iblis putus asa menghadapi perempuan tegar itu, dia datang pula kepada Ismail, lalu berkata, "Sungguh, kamu senang-senang dan bermain-main. Padahal ayahmu
lalu berkata, "Sungguh, kamu senang-senang dan bermain-main. Padahal ayahı membawa tali dan pisau, hendak menyembelihmu."
"Jangan berdusta kepadaku tukas Ismail, "Kenapa aku hendak disembelih Ayah Iblis menjelaskan, "Dia mengira, bahwa dia diperintah mekukan itu oleh Tuhannya Namun Ismail menegaskan: "Kami mendengar dan kami patuh kepada perintah Tuhanku Dan, ketika ingin menyampaikan kata-kata yang lain, Ismail mengambil batu dari atas tana lalu melemparnya ke iblis, sampai ke matanya yang kiri copot.
Maka pergilah iblis dengan kecewa dan merasa rugi. Oleh karena itu, Allah mewajibkan melempar batu-batu di tempat itu, untuk mengusir setan, dan karena mengikuti Ismail putra Khalilullah Yang Maha Rahman."
Hikmah sangat besar yang dapat kita ambil dari kisah di atas, begitu yakin dan taatnya nabi Ibrahim atas perintah Allah, tanpa keraguan untuk menyembelih anaknya Ismail walau dihasut dan di ganggu oleh iblis. Inilah yang menjadikan nabi Ibrahim menjadi kekasih yang disayang Allah SWT.