Ternyata Selama Ini Anggapan Kita Salah Tentang Maqam Ibrahim, Cek Faktanya!
Maqam Ibrahim adalah salah satu situs bersejarah yang memiliki makna mendalam dalam tradisi Islam. Jika mayoritas orang menganggap bahwa maqam ibrahim adalah lokasi dimakamkannya nabi ibrahim, maka info tersebut tidak benar. Maqam Ibrahim terletak di sekitar Ka’bah di Mekkah, Maqam Ibrahim bukanlah tempat peristirahatan terakhir Nabi Ibrahim, melainkan merupakan bekas pijakan kaki beliau. Istilah "maqam" dalam bahasa Arab berarti tempat berpijak atau kedudukan seseorang, dan dalam konteks ini, mengacu pada jejak yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah.
Sejarah dan Asal Usul Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim memiliki akar sejarah yang kuat, yang tercantum dalam Al-Qur'an, khususnya dalam Surat Al-Baqarah ayat 125. Dalam ayat tersebut, Allah berfirman, "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah Maqam Ibrahim itu tempat salat." Ini menunjukkan bahwa Maqam Ibrahim memiliki peran penting dalam ibadah dan sebagai tempat yang diberkahi.
Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim, dalam proses pembangunan Ka’bah, menggunakan batu yang dibawa oleh putranya, Nabi Ismail. Batu ini menjadi pijakan bagi Nabi Ibrahim saat membangun struktur suci tersebut. Menariknya, batu tersebut diyakini memiliki kemampuan untuk naik dan turun secara otomatis, memudahkan Nabi Ibrahim dalam menjangkau batu-batu yang diberikan oleh Nabi Ismail. Sejarawan Al-Kurdi mencatat bahwa meskipun Maqam Ibrahim hanya setinggi 20 sentimeter, mukjizat Allah memungkinkan batu tersebut berfungsi seperti tangga yang membantu Nabi Ibrahim dalam pekerjaannya.
Setelah Ka’bah selesai dibangun, Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah untuk menyeru umat manusia agar melaksanakan ibadah haji. Dari atas Maqam Ibrahim, Nabi Ibrahim mengumandangkan seruan tersebut, menandai awal dari tradisi haji yang hingga kini dilaksanakan oleh jutaan umat Islam setiap tahunnya.
Ciri Khas Maqam Ibrahim
Di atas batu yang menjadi pijakan Nabi Ibrahim, terdapat bekas dua telapak kakinya yang memiliki kedalaman 10 sentimeter, panjang 27 sentimeter, dan lebar 14 sentimeter. Jarak antara kedua bekas telapak kaki tersebut hanya 1 sentimeter. Pada masa lalu, jejak lengkungan jari kaki Nabi Ibrahim masih terlihat jelas, tetapi seiring berjalannya waktu, bekas tersebut mulai memudar akibat usapan tangan manusia yang ingin merasakan kedekatan dengan Nabi Ibrahim.
Saat ini, Maqam Ibrahim terletak di dekat Ka’bah dalam sebuah tempat tertutup berbentuk sangkar berwarna emas, yang melindungi dan menghormati jejak sejarah tersebut. Dalam tradisi Islam, tempat ini dianggap sebagai salah satu lokasi yang mustajab untuk berdoa. Nabi Muhammad SAW juga diketahui melakukan salat di belakang Maqam Ibrahim setelah menyelesaikan tawaf sebanyak tujuh kali.
Makna Spiritual Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim bukan hanya sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam bagi umat Islam. Tempat ini menjadi simbol pengabdian dan ketulusan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah. Sebagai salah satu dari lima rukun Islam, haji memiliki keterkaitan erat dengan Maqam Ibrahim, di mana umat Islam yang melaksanakan ibadah haji akan berdoa dan melakukan ritual di sekitarnya.
Umat Islam percaya bahwa berdoa di belakang Maqam Ibrahim adalah salah satu tempat yang paling mustajab. Ini menunjukkan betapa pentingnya lokasi ini dalam konteks spiritual dan ibadah, serta sebagai pengingat akan pengorbanan dan dedikasi Nabi Ibrahim kepada Allah.