Paket Haji

Walimatussafar : Tradisi Masyarakat Indonesia Sebelum Berangkat Haji. Bolehkah?

Admin 1
5/21/2024, 5:04:42 PM

Walimatussafar, sebuah tradisi syukuran yang erat kaitannya dengan ibadah haji, membawa nuansa hangat dan doa baik bagi para jamaah yang akan berangkat maupun telah kembali dari Tanah Suci. Tradisi ini menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan dan memperkuat tali persaudaraan di antara sesama.

Istilah walimatus safar terbentuk dari dua kata. Mengutip buku Ensiklopedia Fikih Haji dan Umrah (Edisi Revisi) yang ditulis oleh Agus Arifin, kata walimah memiliki bentuk jamak walaim yang berasal dari kata awlam yang artinya berpesta, mengadakan kenduri atau jamuan. Adapun, kata safar memiliki arti perjalanan Istilah walimatus safar sendiri tidak ditemukan dan dikenal dalam literatur Islam sebelum akhirnya muncul tahun 1970-an.

Makna dan Tujuan Walimatussafar:

  • Walimatussafar sebelum haji: Merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat kesehatan, kemampuan, dan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Menjadi momen untuk memohon doa dan restu dari keluarga, kerabat, dan tetangga.
  • Walimatussafar setelah haji: Merupakan wujud syukur atas karunia Allah SWT yang telah mengantarkan para jamaah menyelesaikan ibadah haji dengan lancar dan mabrur. Menjadi momen untuk berbagi pengalaman dan menyebarkan semangat keislaman.

Hukum Pelaksanaan Walimatussafar:

Walimatus safar juga dikenal dengan ratiban. Prof Nasaruddin Umar dan Indriya R. Dani dalam buku 100+ Kesalahan dalam Haji & Umrah menjelaskan, acara ratiban dilakukan untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an, membaca sholawat, dan mendoakan orang yang melaksanakan haji agar diberi keselamatan dan mabrur ibadah hajinya.

Menurutnya, acara semacam ini baik dalam rangka pelaksanaan ibadah haji maupun kegiatan lainnya dan hukumnya sunnah. Sehingga, apabila hal dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, "Umat muslim yang berkumpul di suatu majelis membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an Al-Karim dan mengadakan majelis ilmu, Allah akan menurunkan rahmat kepada mereka." (HR Muslim).

Lebih lanjut Imam Besar Masjid Istiqlal ini menjelaskan, ratiban atau walimatus safar yang berkaitan dengan haji ini merupakan suatu bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT dan dinyatakan kepada pihak lain.

"Yang penting, dalam mengadakan walimatus safar, jangan sampai ada niat menjadi riya (ingin mendapat pujian manusia)," jelas Nasaruddin Umar.


Tata Cara Pelaksanaan Walimatussafar:

  • Waktu: Walimatussafar dapat diadakan beberapa hari sebelum keberangkatan haji atau setelah kepulangan dari haji.
  • Tamu: Undangan biasanya ditujukan kepada keluarga, kerabat, tetangga, dan orang-orang terdekat.
  • Hidangan: Hidangan dapat berupa makanan ringan, makanan berat, atau minuman, sesuai dengan kemampuan dan tradisi setempat.
  • Acara: Acara dapat diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, doa untuk kelancaran dan keberkahan ibadah haji, serta saling bertukar pesan dan harapan.

Tips Menyelenggarakan Walimatussafar:

  • Sesuaikan dengan kemampuan: Jangan memaksakan diri untuk mengadakan acara yang besar dan mewah.
  • Fokus pada kebersamaan: Lebih penting untuk menjalin silaturahmi dan memperkuat rasa persaudaraan daripada fokus pada kemewahan acara.
  • Sampaikan pesan positif: Gunakan momen ini untuk menyebarkan semangat keislaman dan mengingatkan tentang pentingnya ibadah haji.

Walimatussafar: Tradisi Indah yang Memperkaya Pengalaman Haji

Walimatussafar bukan hanya sekedar tradisi, tetapi juga menjadi momen berharga untuk memperkuat keimanan dan ketaqwaan. Tradisi ini mengingatkan kita tentang pentingnya rasa syukur, kebersamaan, dan semangat saling mendoakan dalam perjalanan menuju Baitullah.

Ingin mempelajari lebih lanjut tentang Walimatussafar dan tradisi haji lainnya? Kunjungi website kami https://meccatour.id/ untuk informasi lengkap tentang haji dan umrah.